Saturday, 30 August 2014

Fly to Lombok


Berawal dari celotehan yang asal nyeplos, akhirnya terwujud juga keinginan ini. Yaa, seperti waktu ke Padang. Beberapa minggu sebelumnya (waktu belum kerja), pernah bikin status di BBM “lagi on the way ke Padang”. Padahal iseng aja itu, ehh pada banyak yang komen. Kerja di sana? Kuliah lagi di sana? dsb. Ehh, waktu kerja tugas pertama emang ke pergi Padang beneran. Well, emang bener omongan adalah do’a. Jadi ngomong yang baik2 aja yaa, sakral banget soalnya. hoho

Destinasi yang sangat kuimpikan ini terwujud pas tugas dari kantor. Yupz, ke Lombok.... J. Awalnya tanya – tanya temen kuliah yang asli Lombok. Misal mau ke Lombok apa aja sih spot yang recommended? Yaah, di sana mah surganya pantai, tinggal pilih dah. Mereka bilangnya gitu, tapi yang paling seru & banyak pengunjung itu adalah trio Gili atau dalam bahasa sasak, gili itu artinya pulau. Jadi tigaw pulau. Ada Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Tapi yang paling memukau adalah Gili Trawangan. Nah, beberapa hari setelah aku tanya-tanya ini, aku disuruh ke Sumbawa untuk relokasi perangkat VSAT di salah satu Bank di sana. Nah loh, kebetulan kan?

OK jadi misinya itu relokasi antena VSAT yang awalnya dari lokasi lama dipindah ke lokasi baru, soalnya banknya punya gedung baru. So, akhirnya aku yang berangkat. Persiapan udah kusiapin sesiap mungkin. Sesampainya di BIL (Bandara Internasional Lombok) aku yang excited saat itu, langsung menuju baggage claim room. Langsung nyari troli untuk ngangkut sparepart yang kubawa. Tapi sungguh menyebalkan, trolinya habis men. Akhirnya tanya petugas untuk ngambil troli di luar, tapi hasilnya nihil. Sampai semua penumpang yang 1 pesawat denganku tadi udah pada kelar, aku masih di situ nunggu troli. Oh what the......Pengen marah, tapi inget kalo lagi puasa. Akhrinya sabar nunggu, dapetlah dari ruang sebelah.
               
Begitu keluar Bandara langsung telfon Bro Ganang yang pernah ke Sumbawa, tanya aksesnya ke Sumbawa naik apa aja biar nggak bingung. Aku disuruh naik taxi ke kota Mataram untuk nyari travel tujuan Sumbawa. Siang itu juga sekitar jam 2 aku berangkat ke Sumbawa naik travel dengan perjalanan kurang lebih 5,5 jam (2 jam Mataram ke Pelabuhan, 1,5 jam nyebrang selat Alas & 2 jam dari pelabuhan di Sumbawa ke TKP). Seru juga ternyata nglewatin Selat Alas ini. Sesampainya di Sumbawa langsung menuju lokasi untuk bertemu Pak Mahbub yang notabene adalah PIC (Person in Charge) bank. Istirahat sejenak, langsung lanjut survey lokasi yang memungkinkan untuk dipasagin antena VSAT.
                
Awalnya sih mau dipasang di belakang kantor seperti antena parabola TV yang ada. Tapi setelah aku lihat nggak bisa jika dipasang di situ, soalnya obstacle dengan gedung bank. So, nyari alternatif lain. Hmmm, setelah dapet rekomendasi dari Pak Mahbub, disuruh nyoba di dak depan atas bank. OK, aku naik ke atas via tangga yang udah tua renta dan fantastik. OMG kalo mengingatnya. Aku tetapin dah di situ, karena lokasinya di situ emang LoS (Line of Sight) ke arah satelitnya. Well, pamit dulu ke hotel. Besok agendanya dismantle antena di gedung lama.
                
Memasuki hari kedua di tanah Sumbawa ini aku langsung bergegas dari hotel menuju daerah Sumbawa Besar deket SMP berapa lupa aku, pokok itu lah. Sampai di situ langsung kueksekusi untuk bongkar tuh antena. Untuk kemudian diangkut ke Jl. Garuda Sumbawa Besar (kantor baru) bareng sama brangkas yang gede tuh dibantuin tukang tentunya. Jadi waktu itu ada orang borongan juga yang ngangkut brangkas ke kantor yang baru. Oya, ternyata di Sumbawa banyak orang Jawa juga. Ntah kebetulan atau nggak, pokok banyak lah kujumpai. Mulai dari tukang bangungan kantor yang baru, pegawai bank, sampai kuli borongan juga.
                
Waktu itu aku sama Mas Deni (pegawai bank aslinya Malang) & Pak Didik (tukang bangunan/listrik yang asli Malang juga). Waaah opportunely kan bisa ketemu mereka, baik-baik lagi. Aku kan waktu progress instalasi antena ke dak lantai 3 nggak mungkin bisa ngelakuin sendirian. Nah, aku minta bantuan sama Pak Didik yang kebetulan juga udah kelar kerjaannya di Sumbawa. Rencananya mau ke Mataram besok lusa. Jadi daripada nganggur aku mintain tolong dah untuk bantu. OK, sore itu juga menjelang Ashar, material semua kami naikin keatas dengan bantuan tambang. Aku pengennya hari itu juga minimal antena udah berdirilah. Soalnya dikejar target lusa harus udah on air.
                
Well, at that time I can do it. Dengan bantuan Pak Didik akhirnya antena berdiri sore itu juga. Mau kuprogress pointing sekalian sampai malam. Sekitar jam 8 mataku udah lelah sekali, badan capek. Aku pointing belum dapet, soalnya software yang kupunya kena virus di laptop. Jadi nggak bisa kugunain untuk mengetahui berapa dB kah saat kulakukan pointing. Cuma ngandalin warna indikator modem, dan itu menyebalkan euy. Aku putusin untuk balik ke hotel, istirahat dan download software manfaatin wifi yang kenceng. Soalnya di daerah NTB ini yang kenceng internetnya cuma XL. Aku pake im3, telkomsel juga ngadat. Yaa, daripada pusing mending ke hotel internetnya kenceng.
                
Nah, hari kedua proses pointing datang & ini yang paling terkesan selama ini. Untuk menuju dak depan (lokasi antena) kan harus lewat tangga belakang. Nah, tangganya ada dua. Di tangga yang pertama it’s OK bisa kulewatin seperti biasanya. Tapi pas naik tangga kedua, anjrit sial benar. Tangga yang udah tua itu ternyata ada sarang lebahnya. Lebahnya sih kecil tapi banyaknya bukan main, pas kuinjak itu ternyata sarangnya. Langsung aja aku naik dengan cepat sampai akhirnya jatuh pas nyampai atap. Untungnya sih nggak jatuh ke bawah. Pas aku terlentang di atap itu lebah langsung menyerangku, sakit semua rasanya. Tangan, kaki, leher. Kena semua dah. Lemas lah habis itu, istirahat sejenak sebelum pointing lagi.
                
Setelah kurasa cukup istirahatnya, aku lanjutkan pointing. Tapi badanku lemas sekali rasanya, nggak ada semangat sama sekali. Udah cuaca di sana panas sekali, sampai memunculkan niatan buruk (batalin puasa). Lha gimana lagi, badan nggak kuat, semangat hilang, oh My God. Kulihat di dalam tas ada sebotol air mineral yang sangat memancing, akhirnya aku nggak tega melihatnya sendirian. Aku ambil dan kuteguk dengan nikmat di siang bolong itu. Pak Didik yang saat itu lagi ngerjain instalasi kabel RF melihatku sambil tersenyum. “Lho kok?” aku nggak kuat Pak, jawabku dengan penuh senyum juga. Hahaha. Aku putusin untuk nggak nglanjut pointing, tapi membantu Pak Didik merapihkan dudukan antena (dicor). Dan hari itu aku balik ke hotel agak sorean untuk istirahat aja di hotel.

OK hari ketiga adalah hari terakhir aku ngerjain & harus sudah bisa on air. Sebelumnya dikasih arah oleh Bro Ganang. Kalo untuk lokasi Bali Nusra dsk. Untuk ngarahin ke satelit ternyata butuh elevasi antena yang cenderung agak rendah. Itu tergantung jenis satelitnya sih. Kebetulan satelit yang dipakai adalah Apstar 4 milik Hongkong yang letaknya kurang lebih di atas Maluku atau Sorong. Jadi harus ngepasin lokasi satelit yang dituju tsb. Misalkan satelit telkom/palapa yang letaknya di atas Pulau Kalimantan ya tinggal diarahin ke sana (cenderung keatas). OK aku naik tangga denga  hati-hati banget, pelan-pelan. Dan akhirnya sampai deh di atap. Meski masih diserang, tapi nggak sebanyak lebah hari sebelumnya. Soalnya udah diobong sama Pak Didik.

Sampai di dak, langsung kupointing, dan taraaa dengan bantuan software drop Insert yang kudownload kemarin akhirnya ngelock juga. Alhamdulillah, langsung NOC Jakarta telfon aku untuk ngabarin kalo udah up dimonitor. OK langsung deh aku minta request crosspoll. Hari itu juga rampung dengan rapi pekerjaanku. Alhamdulillah.

Menunggu detik-detik pulang, aku mau diajak oleh mas deni untuk keliling Sumbawa. Dia juga baru beberapa bulan di Sumbawa jadi belum banyak teman, ini ketemu aku dia seneng ada temen jika untuk sekedar ngopi. OK lah kuiyain, tapi akhirnya nggak jadi soalnya udah terlalu malam waktu itu & aku rasa waktunya untuk istirahat aja deh untuk persiapan besok sore balik ke Mataram. Sebenarnya pengen banget nyari oleh-oleh khas sini, tak lain adalah susu kuda liar sama madu khas Sumbawa. Tapi Sumbawa yang dimaksud adalah Pulau Sumbawa bukan Kota Sumbawa. Jadi aku baru tahu juga waktu telfon’an sama Ihwan (anak Sumbawa) rekan kuliah di Malang. Ya, sayangnya dia lagi nggak di Sumbawa soalnya lagi ngerjain skripsi di Malang. Dia kutanya di mana belinya aja nggak tahu, dan ternyata itu yang banyak jual susu kuda liar itu di daerah Dompu. Dan itu masih jauh lagi men.. Walah. Tanpa oleh-oleh deh dari Sumbawa.

Nah, sore itu juga aku balik ke Mataram via rute yang sama. Melewati bibir pantai Sumbawa dengan disuguhkan beberapa sapi yang dibiarkan terlepas begitu saja di kebun yang benyak rumput itu. Wah, natural banget dah pokoknya. Sampai di Lombok (Mataram) sekitar pukul 19:00 Wita, dan aku langsung ke Wisma yang sebelumnya aku booking (di daerah Cakranegara). Istirahat sejenak, kemudian cari makan. Oya sebelumnya aku telfon Vera temen kuliah (anak Lombok) yang kebetulan posisinya lagi ada di Lombok. Wah, seru kayaknya kalau ada tourist guide nya nih untuk jalan-jalan di Lombok (pikirku). Aku sengaja minta dia untuk nganter ke Pantai di sekitarnya, dan itu salah satunya adalah Senggigi. Waaah, denger namanya aja bikin ceria.

Diapun mau untuk nganter, besok harinya dia jemput di Wisma yang jarak dari rumahnya sekitar 15 menit naik motor. Yihaaa, pergi dah kami. Begini nih enaknya punya temen di mana – mana. Makanya banyak temen banyak berkah itu bener. Destinasi pertama adalah Pantai Senggigi, di pantai ini sebenranya rame banget loh. Tapi berhubung ini adalah bulan puasa, jadi mungkin itu juga yang menyebabkan sepi. Nggak banyak wisatawan domestik/asing yang berkunjung. Tapi, tak apa. Yang penting dapet pemandangan yang indah. Jadi perjalanan kami selain Senggigi adalah ke Jembatan Malimbu yang dapat melihat Pantai Malimbu, Trio Gili dari jauh dan beberapa pantai di sederetnya. Keren dah pantainya.

Habis seharian puas main di pantai, lanjut beli oleh-oleh untuk keluarga & temen-temen di kantor. Tapi sebelumnya mampir dulu ke rumah Vera untuk tukar motor. Soalnya motor yang sebelumnya mau dipake katanya. For your information, Lombok itu kuliner yang terkenal adalah Ayam taliwang. Tapi aku nggak sempet mencicipinya, karena saat itu masih puasa. Selain itu jajanan khasnya adalah dodol rumput laut, waah enak banget tuh. Kalo untuk aksesoris tak lain dan tak bukan adalah mutiara Lombok. Mutiara sendiri ada mutiara air laut dan tawar. Yang laut adalah mutiara terbaik dunia yang dimiliki negeri kita tercinta ini gaess. Yupz, Lombok. Berbangga diri dong jadi orang Indonesia. Oya yang tak boleh dilupakan adalah kain tenun asli Lombok. Jadi di Lombok tengah ada nama desa namanya desa SADE. Di sana yang terkenal itu adalah souvenir kain tenunnya. Selain itu kebiasaan masyarakat sekitar kalau membersihkan lantai rumahnya adalah dengan kotoran kerbau. Coba deh cek di youtube. Sering juga kok nongol di TV. Keren tuh, tapi sayangnya aku nggak berkesempatan untuk pergi ke sana. Soalnya, waktu tidak cukup. Akhirnya aku mampir di tempat lain (lupa nama desanya), tak jauh dari BIL kok. Di situ juga sentral kain tenun. Lumayan loh, aku beli sarung per lembar itu 100 ribu, itu keren sarungnya. Sekalian beliin bokap juga :)
              
Setelah kurasa cukup, akhirnya balik deh ke Wisma untuk prepare balik ke Jakarta. Sungguh berjalanan yang mengasyikkan. Kerjaan beres, liburanpun juga dapet. Yeeeey, trima kasih Sumbawa, trima kasih Lombok. Trima kasih juga Vera. I just wanna say “Damn I Love this country, Indonesia”. Next time, I’ll go there again. Masih banyak tempat – tempat yang musti kueksplor lagi. Karena kunjungan ini masih belum ada apa-apanya dibandingkan dengan jumlah tempat wisata yang melimpah di Lombok ini. As we know, Gunung Rinjani adalah salah satunya. Itu sangat menyenangkan jika bisa mendaki di situ. Semoga masih diberi kesempatan untuk mengunjungi keindahan di pulau ini serta pulau lainnya di negeri tercinta ini.

OK, berikut beberapa potret saat di NTB mulai dari pekerjaan sampai pemandangan lautnya.
Nampak depan Kantor bank baru

Hasil relokasi antena VSAT di bank baru
Nah kalo uang ini nampak antena VSAT dari tempat aku beristirahat saat disengat lebah. Sekitar 17 meter nyebrang asbes ini. 
Antena VSAT nampak dari belakang
Kalo berikut ini selebrasi waktu di Pantai Senggigi dan Malimbu... hahay :)


Pantai Senggigi

Looked cute, right? :D

This one, looked cool :)

Find more spot

Senggigi view

Malimbu bridge
Malimbu bridge

Kalo yg satu ini penampakannya si Vera alias tourist guide :D

Itulah perjalanan di Lombok dan Sumbawa. See you next time, tunggu cerita dari daerah lain.... :)









Saturday, 16 August 2014

First Mission


Sungguh bersyukur sekali ane kerja di perusahaan ini. Why not? sudah kerjanya sesuai keinginanku, ditambah lagi orang-orang di lingkungan kantor yang ramah. Posisiku adalah sebagai Service and Communication Support. Sebagai pintu gerbang lah kasarnya, baik internal maupun eksternal. Tentunya ane juga dituntut untuk ngerti lapangan dong. Maka dari itu excited sekali untuk posting pengalaman pertama ini. Langsung aja ya cekidot...

Waktu itu hari Senin sore tepatnya seminggu setelah aku pertama kali masuk kerja. Selama seminggu itu udah ngikutin sana sini, untuk training di ATLC (AJN Training and Learning Center) dan juga belajar intern di kantor. Nah di sore itu, Pak Rakhmat yang berada di department saya (Service and Quality) meminta tolong aku untuk pergi ke kota Padang. Ha?

Bukannya apa, tapi kan aku belum tahu begini begitunya di lapangan. Tapi nggak apalah, pikirku. Di sana rencananya disuruh nganter spare part VSAT ke teknisi sana yang sedang melakukan maintenance. Pikirku kenapa kok nggak port to port aja. Eh dihitung-hitung dari segi efisiensi waktu lebih cepet kalo dibawa langsung oleh orang (kantor) atau handcarry istilahnya.

Okelah, pulang langsung istirahat. Soalnya besok (selasa) disuruh jam 4.00 harus nyampe kantor (dianter driver). Sampai akhirnya saya sudah di kantor jam 4 kurang. Dan barang 3 kardus gede menyambutku, Huaaaa. Nyampe di Bandara Soekarno Hatta langsung chek in dibantuin Pak Edi (driver), soalnya berat & banyak barangnya. Di dalam istirahat dulu di boarding pass room yang masih lama banget.

Akhirnya pesawat take off jam 8.30 dan landing di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sekitar jam 10.20. Wow, awesome banget dah view nya. Selain bangunan Bandaranya yang ala ala bangunan rumah makan Padang ehh pas mau landing keren banget lautnya yang biru dengan degradasi warna hijau yang bikin pengen banget nginjak tanah Minang ini.

Begitu sampai di Bandara dan aku harus ngedorong troli 3 kardus ini sampai luar ditambah lagi para sopir-sopir menjajakan diri. Ehh diri lagi, menjajakan tumpangan mobil maksudnya. :D Onde Mande. Sek sek, istirahat dulu lah pikirku. Duduk di kerumunan orang-orang yang baru landing. Sampai akhirnya teknisi yang mau kutemuin telfon, ngasih tau kalo nggak bisa jemput. Ane disuruh naik mobil. Pas jalan disamperin sopir & tanya mau kemana bang?. Ke Siteba bang, jawabku. Langsung dia bilang, ”sini aja bang 120 sama aku”. Aksi-aksi not responding aku diam sejenak.” Sek-sek sebentar bang, ini penjemput gua katanya mau dateng kok lama”. Dia nunggu beberapa menit, dan aku bilang “Gimana kalo 70 bang? Kayaknya yang jemput gua ga bisa nih”. Nggak mau dia, anjritt. Minta 100. Ya udah 80 aja lah, cukup itu kayaknya. Akhirnya dia tetep ga mau. Tapi temen di sebelahnya mau. Oke sukaaa, let’s go...

Di sepanjang jalan kunikmati keindahan kota Padang yang menawarkan sejuta pesona itu, khususnya rumah adat Padang itu loh, rumah Gadang. Lepas dari itu, teknisi (Mawardi namanya) menghubungiku lagi dan menanyakan keberadaanku. Kubilang kalo lagi on the way dan dia nyuruh nyerahin Hpku ke driver untuk diajaknya ngobrol harus di mana kami turun. Bla bla bla, mereka ngobrol pake bahasa minang dan lucu aja dengernya. Yaa, terasa kayak lagi di warung Padang waktu penjualnya ngobrol sama bininya (di Malang dulu). OK, ternyata kami disuruh ke STIKES Siteba untuk nemuin Tiven (kawan Bang Mawardi). Setelah ketemu langsung kami menuju site untuk nurunin spare part dan langsung ngerjain apa yang semestinya kami kerjain.

Bang Mawardi-nya ternyata masih nganter Ibunya ke pasar. Sambil nunggu ngobrol ini itu sama Bang Tiven. Dengerin curahan hati-nya tentang statusnya yang belum jelas. Dia masih belum bisa seperti kakaknya, Bang Rusli. Yang notabene adalah teknisi AJN juga untuk kawasan Padang. Bang Tiven ini hitungannya masih freelance, jadi dia kerja kalo ada panggilan dari Bang Mawardi. Bukan dari AJN langsung. Yaaa, ngobrol panjang lebar lah. Sambil sesekali aku bertanya tentang khas kota Padang, tempat wisata, sampai belajar sedikit-sedikit bahasa Minang.

Seru sih, tapi agak canggung juga mau ngapain aja kira-kira ntar. Masalahnya misi yang kutahu cuma nganter spare part doang, no more. Lagian Pak Rakhmat bilangnya gitu ke ane. Setelah Mawardi dateng, akhirnya dijelasin ini itu. Ternyata disuruh ngeganti SSPA/Solid State Power Amplifier (sebelumnya rusak) nggak mau transmit. Oalah ngono toh. Ya siap untuk mempelajari ilmu baru. Mereka ngerjain sambil sesekali kutanya fungsi dan spesifikasi spare part yang recommended itu yang bagaimana, supaya dapat bekerja maksimal itu parameter-parameternya itu harus seperti apa. Semua dah sebisa mungkin aku ngerti.

Pekerjaan seperti ini sih sebenernya nggak membosankan, orang cuma ganti perangkat. Trus test di modem-nya udah nge-lock belum, kalo udah dimonitor, kalo belum ya terus dicari solusi gimana bisa nge-lock. Tapi berhubung aku lelah, nggak maksimal gitu sepertinya. Tapi nggak apalah mereka juga ngerti pastinya, orang aku selain pegawai baru kan juga baru nyampe. Jadi ya woles gpp dong. Nah loh, sampai larut malam juga belum nge-lock juga modemnya. Parah-parah, sudah lelah sekali mata. Istirahat lah sampai ngabisin kopi beberapa cangkir & beserta soft drink ludes des.

Modem nge-lock sekitar pukul 02.00 dan itu damn banget dah. Pengen sekali ngrebahin raga ini. House keeping dah. Langsung menuju penginapan, tapi sebelumnya ngisi perut dulu euy. Kebetulan lagi ada pertandingan liga champion Bayern Muenchen VS Real Madrid tuh. Yaa, sampai subuh dah baru pulang.
Paginya badan capek sekali rasanya, ampun ampun. Misiku ternyata tak berhenti di sini, masih harus ke kota Padang Sidempuan – Sumatra Utara untuk install modem NMS (Network Management System). Onde Mandeee, 12 jam perjalanan darat euy. Alamaaak. Tapi sebelum itu, hari itu juga harus nyelesain masalah di Siteba dulu (belum connect modem NMS-nya). Yang akhirnya sampai jam 18.00 baru connect. Oya, pagi hari itu istilahnya kalo ayam mau diadu itu sangat belum fit alias pasti jatuh kalo dipaksa. Tapi entah kenapa setelah minum teh telor yang katanya khas Padang itu nggak kerasa lelah lo. Tiven yang ngajak minum di warung sebelum berangkat ke site. Wow, khas banget rasa tehnya. Hangat sekali di badan. Nih penampakannya, sayangnya pas habis baru inget untuk mengabadikan. Mau pesen lagi ya kalo nggak muntah. hehe
Teh Telor

Mungkin itu saja cerita untuk misi pertama ini, sebenarnya banyak banget yang ingin kuceritain. Tapi masih belum ada banyak waktu. Thanks yaaa....