Assalamu’alaikum
ya akhi ya ukhti....
Yeah,
hari ini kita smua (umat muslim) lagi ngrayain maulid Nabi Muhammad nih. Apa
sih maulid? Maulid tuh bahasa arab, dari kata dasar milad yang artinya hari
lahir.
So,
hari ini 24 Januari 2013 adalah hari untuk memperingati kelahiran beliau. Dalam
kalender arab/jawa, sekarang ini tanggal 12 Rabi’ul Awal tepatnya tahun 1434
Hijriyah. Yupz, karena memang Nabi Muhammad SAW lahir tanggal 12 Rabi’ul Awal atau
sekitar tanggal 20
April 570 Masehi, tahun ini juga disebut tahun gajah. Nah itu, sekilas
tentang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Nanti akan aku lanjut lebih detail, tapi
sebelumnya aku pengen berbagi cerita tentang kebiasaan di kampungku pas lagi ngerayain
miladnya nabi kita ini.
Kebetulan sejak minggu lalu aku lagi liburan kuliah pasca UAS
dan aku liburan di kampung. Aku sih di rumah gak begitu banyak hal yang bisa
aku kerjain kecuali mantengin laptop aja & nonton TV. Wah kayak sesi curhat
aja ini...hehe, tapi bukan berarti nggak ada dunia edukasi dong. Aku bisa ngajarin keponakan main game, share ilmu,
share pengalaman. Yahh walupun nggak sepenuhnya dia mengerti sih. Oya di
kampungku Gambirejo, setiap ada peringatan yang hubungannya tentang ajaran
agama islam seperti saat ini peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW biasanya sih
pada berkumpul di masjid/mushola selepas sholat maghrib. Tapi beda dengan
hari-hari biasanya, kami bukan sekedar berkumpul tapi diharapkan membawa
sekotak/lebih nasi beserta lauk pauknya, kami menyebutnya berkat.
Kenapa kok pada diharapkan membawa berkat? Hmmm, agar kami umat muslim selalu diingatkan akan kebersamaan untuk menjalani hidup. Karna setiap
warga yang datang akan meletakkan berkatnya di dalam mushola sampai penuh
hampir 1 ruangan. Nah nantinya, akan do’a bersama untuk Baginda Rosululloh
Muhammad SAW yang mana telah mengajarkan umat muslim dari berbagai macam
golongan untuk menyembah, menjalankan dan menjauhi larangan Allah SWT. Setelah
dido’akan maka para warga tadi mengambil berkatnya untuk dibawanya pulang,
sebenarnya ajaran/kaidah dari momen ini bukanlah terletak dari datang membawa
berkat begitu pula pulangnya juga harus membawa lagi.
Tetapi, sedekah adalah
inti dari ini semua. Sebagai mana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa
kita diharapkan mampu untuk memberikan sebagian dari harta, ilmu atau tenaga
yang kita miliki kepada orang yang membutuhkan. Dalam konteks ini, warga yang hadir selain membawa berkat juga dapat
memberi amal berupa uang atau kami biasa menyebut binat. Di mana setiap momen ini, khususnya di daerah saya ya selalu
ada. Biasanya ditaruh di tengah-tengah para warga. Selain itu dapat juga saat
ke mushola membawa 2-4 berkat atau mungkin lebih tapi saat pulang hanya membawa
1 berkat saja atau mungkin tidak membawa, subhanallah.
Mungkin itu cara masyarakat di kampungku untuk memperingati
Maulid Nabi Muhammad SWT. Ini adalah beberapa serangkaian fakta tentang Nabi
Muhammad SAW.
KELAHIRAN
Para penulis sirah (biografi)
Muhammad, pada umumnya sepakat bahwa beliau lahir pada Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M, yang merupakan tahun gagalnya
Abrahah menyerang Mekkah. Nabi Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan
Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang
di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam
perjalanan dagang di Madinah,
ketika Muhammad masih dalam kandungan ibunya, Aminah. Ia meninggalkan harta
lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.
Pada saat Nabi Muhammad
berusia 6 tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (sekarang Madinah)
untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam
perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak
tidak jauh dari Yatsrib,
dan dikuburkan di sana. Setelah ibunya meninggal, Nabi Muhammad dijaga oleh
kakeknya, 'Abd al-Muththalib.
Setelah kakeknya meninggal, beliau dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah beliau diminta menggembala
kambing-kambingnya di sekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam
urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Lebanon,
dan Palestina).
Hampir semua ahli hadits dan sejarawan sepakat bahwa Muhammad
lahir di bulan Rabi’ul awal, kendati mereka berbeda pendapat tentang
tanggalnya. Di kalangan Syi'ah, meyakini bahwa ia lahir pada hari Jumat,
17 Rabiulawal, sedangkan kalangan Sunni percaya bahwa ia lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul awal (2 Agustus 570
M).
MEMPEROLEH
GELAR
Ketika Nabi Muhammad berumur 35
tahun, beliau ikut bersama kaum Quraisy dalam perbaikan Ka'bah. Pada saat
pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad,
beliau dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan penyelesaian adil.
Saat itu beliau dikenal di kalangan suku-suku Arab karena sifat-sifatnya yang
terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang
artinya "orang yang dapat dipercaya".
Diriwayatkan pula bahwa Nabi Muhammad
adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Beliau hidup dengan
cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat tamak, angkuh dan sombong yang
lazim di kalangan bangsa Arab saat itu. Beliau dikenal menyayangi orang-orang miskin,
janda-janda tak mampu dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan
berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang sudah
membudaya di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain,
sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang berarti
"yang benar".
KERASULAN
Nabi Muhammad dilahirkan di
tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan
pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, beliau sering menyendiri ke Gua Hira'
sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang
kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Beliau bisa berhari-hari bertafakur (merenung)
dan mencari ketenangan dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan
kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang senang bergerombol. Dari sini, beliau
sering berpikir dengan mendalam, dan memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan
kebodohan.
Nabi Muhammad pertama kali diangkat
menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Ramadhan/
6 Agustus 611 M, diriwayatkan Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari
Qur’an yang disampaikan kepada beliau, yaitu surah Al-Alaq. Beliau
diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya, namun beliau
mengelak dengan berkata ia tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali
meminta agar beliau membaca, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata:
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang
Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca).
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya". (Al-Alaq 96: 1-5)
|
Nabi Muhammad berusia 40 tahun 6
bulan dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus pengangkatannya sebagai rasul
disampaikan kepadanya menurut perhitungan tahun qamariah (penanggalan
berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun
syamsiah atau tahun masehi (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah
kejadian di Gua Hira tersebut, beliau d kembali ke rumahnya, diriwayatkan ia
merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian akibat peristiwa
yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar memberinya selimut.
Diriwayatkan pula untuk lebih
menenangkan hati suaminya, Khadijah mengajak Rasul mendatangi saudara sepupunya
yang seorang Nasrani yaituWaraqah bin Naufal. Waraqah banyak mengetahui
nubuat tentang nabi terakhir dari kitab-kitab suci Kristen dan Yahudi.
Mendengar cerita yang dialami Nabi Muhammad, Waraqah pun berkata, bahwa ia
telah dipilih oleh Tuhan menjadi seorang nabi. Kemudian Waraqah menyebutkan
bahwa An-Nâmûs al-Akbar (Malaikat Jibril) telah datang kepadanya,
kaumnya akan mengatakan bahwa ia seorang penipu, mereka akan memusuhi dan
melawannya.
Nabi Muhammad menerima ayat-ayat Qur’an
secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Sangat lama ya teman? Ayat-ayat
tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi, sehingga
hampir setiap ayat Quran turun disertai oleh Asbabun Nuzul (sebab/kejadian
yang mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu dikumpulkan
sebagai kompilasi bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qurʾān (bacaan).
Sebagian ayat Quran mempunyai tafsir atau
pengertian yang izhar (jelas), terutama ayat-ayat mengenai hukum Islam,
hukum perdagangan, hukum pernikahan dan landasan peraturan yang ditetapkan oleh
Islam dalam aspek lain. Sedangkan sebagian ayat lain yang diturunkan pada Nabi Muhammad
bersifat samar pengertiannya, dalam artian perlu ada interpretasi dan pengkajian lebih mendalam untuk memastikan makna
yang terkandung di dalamnya, dalam hal ini kebanyakan beliau memberi contoh
langsung penerapan ayat-ayat tersebut dalam interaksi sosial dan religiusnya
sehari-hari, sehingga para pengikutnya mengikutinya sebagai contoh dan standar
dalam berperilaku dan bertata krama dalam kehidupan bermasyarakat.
Nah itulah sedikit cerita tentang Nabi Muhammad SAW.
Subhanallah yaa, tentunya kita sangat ingin & berusaha untuk bisa seperti
beliau. Apapun dan siapapun kita tentunya tidak ingin menjadi orang yang tidak
disegani oleh orang sekitar kita. Saya ingat pesan moral dari seorang ustad di
suatu ceramahnya, bahwa kita hidup itu pengen yang namanya diberi umur yang panjang.
Ya nggak?
Terus misalkan sama Allah SWT kita dikasih kesempatan untuk
menikmati umur yang panjang, kita mau berapa tahun hidup di dunia ini? 100 thn
? 200 thn? Atau mungkin 500 thn? Mari kita berpikir sejenak, dengan umur yang
segitu banyaknya terus apa yang akan kita lakukan? Hidup hura-hura, menikah
(*maaf poligami), atau mungkin sibuk mencari harta? Di usia yang tidak muda
lagi pasti kita tak akan berbuat lebih, tenaga kita tak mungkin cukup untuk
meaksanakannya.
Dari situ, ustad tadi memberi pengarahan bahwa sebenarnya
bukan berapa lama kita hidup di dunia yang notabene hanya singgah untuk minum
ini, tetapi prestasi apa yang kita lakukan untuk umur yang kita miliki sekarang
ini. Yupz, prestasi dalam arti untuk memberikan hal yang terbaik baik dari sisi
religiusnya, kehidupan sosialnya, sampai penekanan moral dalam diri kita ini.
Sebagai contoh untuk tokoh di negeri kita ini, misalnya adalah Alm K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) beliau
wafat dengan usia 69 tahun (7 September 1940 – 30 Desember 2009). Tentunya dengan
berbagai prestasi yang mengaggumkan, beliau menjabat sebagai presiden RI tahun
1999 – 2001. Sebelum terjun ke dunia politik, beberapa apresiasi telah didapatkan
beliau. Misalnya saat beliau menerima beasiswa di Universitas Al Azhar, Kairo-Mesir, beasiswa di Universitas
Baghdad, Irak. Dan masih banyak lagi prestasinya, subhanallah.
Bukan hanya Gus Dur
saja, ayah beliau K.H. Abdul Wahid Hasjim adalah seorang pahlawan
nasional yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan negeri ini dulunya.
Beliau wafat di usia ke 38 tahun (1 Juni 1914 – 19 April 1953). Beliau adalah
orang yang pertama kali menjadi Menteri Agama RI. Dan beliau sangat berperan
pada perumusuan pancasila lho, khususnya sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”
yang sebelumnya berbunyi "Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi
Pemeluknya".
Itulah paradigma
yang seharusnya diterapkan oleh setiap insan muslimin. Semoga kita selalu
diberi jalan kebenaran oleh-Nya, amin. Mungkin itu adalah sepotong cerita dari
seorang GACE. Thanks udah nyimak sob
!
Wassalamu'alaikum.....
Sumber :
No comments:
Post a Comment